Nafsiyah: Baca dan Amalkanlah Selalu Isi al-Quran Foto Acara Ramah Tamah Tokoh dan Ulama Pasca MK 2013 Babel Foto Bareng Laskar Babel dengan panitia Muktamar Khilafah 2013 GBK Galeri Foto Muktamar Khilafah 2013 Bangka Belitung Biografi Singkat Amir HIZBUT TAHRIR
Home » » Menjemput Bidadari Surga Bab 2#1

Menjemput Bidadari Surga Bab 2#1

Penulis : Unknown on Selasa, 07 Mei 2013 | 08.07



Bab 2#1
Kesanku di Bumi Laskar Pelangi


Terlihat salah satu kaki keluar dari mobil BMW putih. Parkir tepat berada di terminal B bandara Soekarno Hatta. Langkah kaki satunya pun keluar untuk menyempurnakan kedua kakinya menyentuh lantai bandara. Ia terlihat bagai seorang pangeran keluar dari kereta kencana. Ia menggunakan sepatu Casual dengan menggunakan suede import bermerekkan Salmon berwarna hitam. Pakaiannya kaos Polo hitam. Celana jeans Red Stone hitam. Ditambah jaket Machupicchu putih. Dan ornamen gelang putih ditangan kirinya. Serta jam tangan John Paul hitam ditangan kanannya.  Sosok pria muda pantas dan layak keluar dari mobil mewah sekaliber BMW VEHICLES.
“Pak tolong angkat koper saya. ”Perintah pemuda itu.
“Baik den Fatih.”
Terlihat dimatanya suasana hilir mudik semua penumpang penerbangan. Mereka bagai para musafir yang akan meninggalkan daerah sementara mereka. Tanpa sekalipun memikirkan orang-orang disekitarnya dan hanya memikirkan diri mereka sendiri. Fatih beranjak dari tempat berdirinya dengan didampingi supirnya yang mengikuti tepat di belakangnya.
“Letakkan disini saja Pak.”
“Baik den. Den sudah siap mau berangkat?”
“Ia pak. Tolong jaga mobil saya, jangan ada satu pun yang berani menyentuhnya. Kalau tidak bapak saya pecat!”dengan nada tegas.
“Ba ....ik den selama aden pergi bapak akan menjaga semua milik aden.” Jawab supir dengan tertunduk hingga rambut yang mulai memutih itu semakin terlihat tanda pengabdiannya sudah sekian lama.
“Bagus kalau begitu! Fatih pergi dulu.”
Ia mengurus semua administrasi keberangkatan. Dan ia menunggu di ruang tunggu B2 dengan penerbangan Jakarta-Pangkalpinang. Pukul 10.00 wib pesawat itu dijadwalkan akan berangkat.
Sambil menunggu. Fatih mengeluarkan tablet yang ada di dalam tas ranselnya. Ia mulai berfantasi di dunia maya. Karena itu merupakan kebiasaannya setiap hari. Dibukalah jejaring sosial miliknya. Sambil membuat pesan untuk kekasihnya.
”Sayang, kamu tak apa” kan, aku tinggal sebentar?. aku akan selalu merindukanmu dan menempatkan namamu di hatiku. Aku tau ini sangat berat bagimu. Tapi aku janji tak perlu akan selalu menghubungimu.”
“Ia.... jangan lupa jaga kondisinya. Makan juga jangan telat. Aku juga akan selalu memikirkannmu. TTDJ  ya, kalau sudah sampai segera hubungi aku.”
“Makasih ya.”Dengan seyuman ia membalasnya.
Fatih melanjutkan berselancar didunia maya. Setelah membalas pesan kekasihnya. Perempuan yang ia panggil sayang adalah pacarnya. Gadis berdarah asli sunda kota Bandung itu merupakan seorang mahasiswi di Binus jurusan Arsitektur. Gadis yang mengikat hatinya karena kecantikan, kecerdasan, dan tidak lupa sama-sama keturunan darah biru. Membuat jenjang strata sama dengan dirinya. Itulah yang membuatnya terpikat akan karisma gadis itu. Walau pun antara dirinya berbeda usia cukup jauh. Pacarnya yang seorang mahasiswi semester 3 itu berumur 20 tahun. Sedangkan ia baru menginjak 17 tahun minggu kemarin. Tapi itulah cinta tidak memandang usia. Gadis itu bernama Syafina.
            Dring.....dring, getaran HP dari tanganya.
            “Halo ada apa sih lu Ryan nelpon gua!?”
            “Lah Fatih lu kok galak baget sih, gue ada masalah nih.”
            “Masalah apalagi! Pasti masalah perempuankan. Bukannya itu sudah hal yang biasa bagi lu.”
            “Masalahnya bukan gitu lu tau kan Karina?”
            “Ia gua tau!”
            “Dia hamil!?”
            “Apa halim?”
            “Hamil bukan halim, gimana si lu.”
            “Justru lu yang gimana, bukannya ini sudah biasa bagi lu gonta ganti cewek dan lu juga sudah sering ML kan. Makannya gua biasa aja dengernya.” Jelasnya dengan nada tenang.
            “Justru itu yang ini beda! si Karina ingin gua mempertanggung jawabkannya, padahal dia gak kenapa-kenapa. Gimana dong, lu tau kan kalau gue deketin dan macarin mereka hanya untuk main-main aja.”
            “Ya gua tau, siapa sih yang gak tau lu. Ya udah biasanya juga lu cari pacar baru dan lupain tuh dia. Gitu kan! Gaya lho.”
            “Bener juga kata lu sip lah memang enak hidup di negeri yang mengagung-agungkan kebebasan ditambah perlindungan hukum dari HAM, hanya kasih tau kalau ini atas rasa suka sama suka jadi selesai deh perkara gua. Ok lah gua off dulu ya.”sambil menutup telponnya.
            Dasar Ryan, selalu dapet mangsa terus tuh anak. Memang temen gua yang satu ini dikasih kelebihan ketanpanan yang siapa saja melihatnnya pasti terpesona akan karismatiknya. Tapi begini nih kalau keasyikan. Sudah berapa banyak ya cewek yang sudah ia gauli, jadi lupa gua.
            Gua kok jadi rindu ya sama clubing, bertemu geng-geng gua disana apalagi sama pacar gua. Ya walaupan gak separah Ryan, gua masih punya hati tapi lumayan menghilangkan kesendirian gua.
* * *
Share this article :

Posting Komentar

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger