Nafsiyah: Baca dan Amalkanlah Selalu Isi al-Quran Foto Acara Ramah Tamah Tokoh dan Ulama Pasca MK 2013 Babel Foto Bareng Laskar Babel dengan panitia Muktamar Khilafah 2013 GBK Galeri Foto Muktamar Khilafah 2013 Bangka Belitung Biografi Singkat Amir HIZBUT TAHRIR
Home » » Menjemput Bidadari Surga Overture #1

Menjemput Bidadari Surga Overture #1

Penulis : Unknown on Selasa, 07 Mei 2013 | 18.20



1
Overture


Gerimis hati yang membasahi perasaan rindu. Akan kedatangan hari ini. Hari yang dinanti setelah sekian lama berlabuh di anganku. Hamparan jubah malam sebentar  lagi menyisingkan kegelapannya. Diganti dengan sang surya dari ufuk timur.
Cahaya yang mulai sedikit-demi sedikit, menyinari seluruh negeri ini. Membuka mata semua orang untuk bangun dari tidur panjangnya. Dengan lukisan warna hasil lukisan semesta. Terpancar dari ciptaan-Nya. Bukti kemaha besaran-Nya.
Dingin yang menyelimuti sanubarinya. Takkan pernah menggetarkan rencana yang sudah ia siapkan. Karena hal ini akan pembuktian
konsistensinya dan keseriusannya. Mengharapkan sebuah janji yang telah ditunggu–tunggu. Yang membawa semua api perjuangan berangkat dari tidurnya.
Terlihat dari ufuk timur, pancaran sinarnya semakin terang. Bagai cahaya yang siap menjadi saksi terangnya hari ini. Walaupun lautan dijadikan daratan dan daratan dijadikan lautan, hal itu takkan mengurangi kobaran api perjuangan dalam dirinya.
Walaupun teriknya matahari membuat bias pandangan matanya dan terik panas yang membakar kulitnya hampir menusuk sampai ketulang. Dan jika sang cahaya itu berada diatas puncak terik. Dimana  hamparan kegelisahan. Bercampur kerinduan. Maka  semangat akan penantian yang di janjikan berada di bawah terik sang cahaya sebagai saksi bisu yang akan melihat kejadian semua ini.
Sang cahaya pun semakin menampakkan kekuatannya dan ia memerintahkan semua pasukan untuk bergerak, menuju tujuan mereka. Matanya tidak bisa melihat tujuan itu tapi mata semangatnya dan impiannya mampu menembus tembok-tembok penghalang di depannya.
Ia adalah sosok yang teguh. Ia berharap akan menjadi orang yang tercatan dalam bisyaroh. Sebagai panglima terbaik. Ia juga tidak hanya bermimpi pada siang hari, tapi ia juga melayakkan dirinya untuk menjadi panglima yang terbaik. Dan pada malam harinya ia bertahajud meminta pertolongan kepada Sang Maha Pemberi Pertolongan yaitu Allah swt. Agar ia menjadi panglima terbaik. Ia adalah seorang yang bermimpi sejak kecil bahwa nantinya akan bisa menaklukkan tembok-tombok besar dibalik keangkuhan kota itu.
Tidak hanya menjadikannya seorang panglima terbaik, tapi ia juga menyiapkan pasukan-pasukan yang terbaik. Yaitu, pasukan yang berkuasa sebelum perang dunia pertama. Dan lagi-lagi semua itu disiapkan untuk  satu tujuan, dengan mimpi yang sama menjadi seorang gozi sebagai petarung Allah.
Dan tidak hanya itu. Terdapat dua benteng yang ia siapkan. Dan benteng itu berada dijalur strategis. Tujuannya untuk melemahkan geopolitik dan logistik mereka. Benteng pertama didirikan oleh Khalifah Bayazid I  1393-1394 M setinggi 25 meter yang bernama Anadolu Hisari.
Benteng kedua merupakan benteng yang ia buat. Sebuah benteng dengan luas hampir 30.000 m2, tinggi 82 meter dengan 5000 pekerja yang di bangun dalam tempo waktu yang sangat singkat, yaitu 4 bulan”. Sunguh sebuah usaha yang sangat serius. Dibalik cita-cita besar yang di namainya benteng Rumeli Hisari. Karena ia sadar yang akan ditaklukkan merupakan benteng yang belum pernah di tembus selama 1123 tahun.
Karena itu, pasukan yang ikut pun tidak tanggung-tanggung dalam penyerbuan akan penyerangan ini. Ia menyiapkan 250.000 pasukan yang di dalamnya terdapat pasukan Inkisaria, sekitar 40.000 pasukan elit dengan program pelatihan terpadu sejak kecil. Dan semuanya berada di sebelah barat tepat di depan tembok Konstantinopel. Kemudian dari sebelah selatan di laut Marmara ia menyiapkan 400 kapal yang siap untuk menyerang dan dari sebelah utara juga menyiapka kapal melalui selat tanduk (The Golden Horn) dari arah 2 benteng yang sudah ia buat.
Belum puas dengan hal itu. Ia juga menyiapkan sebuah senjata, yang belum pernah terpikirkan sebelumnnya, terbayangkan sebelumnya, bahkan memimpikannya pun belum pernah. Inilah First Supergun (Basilic Cannon) sebuah senjata meriam raksaksa yang dibuat khusus untuk penaklukkan kota itu.
Ketika semua persiapan sudah siap. Pada hari itu juga bertepatan dengan hari jum’at. Ia mengumpulkan semua pasukan untuk sholat jum’at berjama’ah. Sungguh pemandangan ketaatan kepada Sang Pencipta yang luar biasa. Dan pada waktu itulah tembakan pertama diluncurkan.
Ketika penyerangan pertama . Penduduk kota itu baru sadar kalau mereka sedang dikepung. Seluruh pasukan dikerahkan, baik dari daratan mau pun lautan. Tapi apa yang terjadi?  Tidak sedikit pun mereka mendapat sepercik harapan dari kerja keras mereka. Sunguh tembok itu begitu kuat, angkuh, dengan segala kesombongan yang ada. Masih tetap kokoh tak bergeming sedikitpun.
Silih bergantinya waktu. Tiada lelahnya sang mentari hilir mudik menyinari mereka. Rembulan pun tak pernah lelah menemani istirahat malam mereka. Dengan segala kegelisahan, keputusasaan. Karena tak terlihat sedikit pun harapan di depan mata para pasukan.
Akhirnya mulai terdengar suara-suara sumbang. Dan salah satu dari mereka langsung mengatakan pada Sultan tersebut, yang sekaligus panglima yang bertanggung jawab atas semua pasukan.
"Wahai Sultan! Apakah Sultan tidak melihat situasi ini? orang-orang terbaik kita telah duluan meninggalkan kita!. Engkau telah mengakibatkan kerugian besar pada pasukan kita. Jika engkau tidak membawa kami kesini. Kami tidak mungkin mengalami kerugian seperti ini.
Sebelum perkataan itu selesai. Meja digerbak oleh seorang mualaf. "Wahai Sultan jangan engkau dengarkan dia! Karena saya tidak ridho, jika kita kalah dibalik tumpukan-tumpukan batu itu. Karena kita datang kesini tidak untuk kembali.
"Jika berbicara tentang pasukan kita. Sesungguhnya Alexander Agung datang menuju timur dan menaklukkan setengah dari wilayah timur! dengan setengah dari pasukan kita sekarang. Dan kita membawa 2 kali lipat pasukan! sungguh saya tidak ridho kalau kita pulang dan kembali. Karena kita telah memulainya, maka kita harus mengakhirinya. 
“Keputusan pun diambil. Mereka tetap melanjutkan peperangan!”.
"Sultan bertanya. Ketika sampai saat ini kita tidak bisa menembus tumpukan batu-batu itu. Apa yang menjadi penghalang bagi kita?"
Pasukan pun menjawab."Ada rantai besar yang menghalangi kapal kita!"
"Lalu apa yang sudah kalian kerjakan?" tanya Sultan.
Share this article :

Posting Komentar

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger