5
Merajut Kasih di Alun-alun
Hamparan
gelapnya malam menyinari negri Laskar Pelangi. Kumpulan bintang-bintang turut
meramaikan malam ini. Bagai pesona lampu pijar yang didesain oleh yang Maha
Indah. Malam itu rembulan telah menyempurnakan bentuknnya. Bagai bintang utama dalam gemerlapnya
malam itu. Menjadikan rembulan
itu icon tak tertandingi keindahnnya. Gemercik air terdengar di telinganya.
Setelah menampung air yang turun dari langit kala mentari mulai
menyembunyikan dirinya sore itu. Hawa dingin menusuk
tubuhnya. Angin pun tak ingin ketinggalan kecerian malam itu.
Ia
menunggu di depan teras rumah Abi. Ia berharap temannya menjemputnya. Dan
membawanya pergi dari rumah untuk menikmati malam minggu ini. Ia membuat janji dengan Alex. Teman satu
bangku di sekolah yang baru ia kenal. Ia
terus menunggu Alex yang tak kunjung datang menjemputnya. Ada perasaan berharap
akan kedatangan Alex. Ia pun masuk kembali ke rumah, dengan perasaan kecewa.
Setelah
beberapa
lama Fatih masuk rumah terdengar suara dari balik pintu rumah.
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam.”
Jawab Alex.
Ia
pun bergegas menuju sumber suara dan membuka pintu. Terlihat dibalik pintu.
Wajah ceria menyambut sapaan tuan rumah yang merupakan tatapan penuh
pengharapan agar diterima tuan rumah untuk berkunjung dan itulah Alex, teman
yang sudah ia tunggu dari tadi. Ku
persilakan dia untuk masuk dulu dan duduk.
Tak
lama setelah itu Abi menghampiri dan menyambut Alex. Dengan sapaan yang jika
siapa saja melihatnya akan merasa diri mereka sangat nyaman. Ia bergegas untuk
siap-siap dan kembali ke
kamar. Ku
biarkan Alex dan Abi bercengkrama di ruang
tamu.
Ia
kembali menggunakan bajunya yang sudah ia ganti karena lama menunggu. Dan bersiap-siap untuk berangkat, ternyata
terdengar suara tertawa kecil dari
ruang
tamu,
suara Abi dan Alex. Mereka begitu riang bagai ayah dan anak yang bertemu kangen
setelah sekian lama. Begitulah Abi sosok yang supel dan mampu membuat siapa saja nyaman di dekatnya.
Baiklah
dengan sangat terpaksa ia menghentikan percakapan mereka dengan memberikan
kode, bahwa ia sudah siap.
“Oh
ya Paman sangat menyenangkan sekali bisa berbincang-bincang dengan Paman tapi
saya dan Al Fatih mohon izin
keluar malam ini. dengan tatapan wajah penuh pengharapan
agar izin kami diterima.”
“Baiklah
hati-hati di jalan.”
Jawab Pamanku.
“Terima kasih paman kami
pamit dulu.” Ia sangat riang sambil seraya mengucapkan salam dan pamit kepada
Abi.
Dengan
Yamaha Vixion merah punya Alex, kami
pun menjadikan diri kami sebagai saksi bagian dari
malam yang begitu ramai dikerumuni setiap remaja. Karena hampir di setiap sudut
jalan tidak ada yang terlepas dari pandangan setiap muda-mudi yang tidak mau
kehilangan momen malam ini. Maklum ini adalah malam minggu. Semua temu kangen,
kerinduan, dilimpahkan pada malam ini.
Setelah
berjalan hampir 30 menit mengitari kota Pangkalpinang. Kami memutuskan untuk berhenti disalah satu
tempat favorit masyarakat kota ini. Yaitu alun-alun tempat yang merupakan pusat
berkumpulnya keluarga, rekan, kerabat dan teman spesial sekalipun. Ternyata ini
tempat yang ia lewati siang tadi.
Wajar
saja ini menjadi salah satu tempat favorit. Jika dilihat, ini merupakan daerah
paling strategis. Semua sudut kota terpusat di tempat ini. Taman-taman yang
rindang dibungkus dengan eloknya. Dikonsep dengan begitu indahnya. Membuat mata
siapa saja yang memandang merasa nyaman
dan tentram. Tempat ini juga dihiasi lampu di setiap
sisi-sisi sudutnya menambah gemerlapnya suasana nan rindang, terang dan
ditambah di beberapa sudut diletakkan gazebo. Gazebo merupakan tempat
favorit keluarga yang bekunjung di alun-alun ini. Konsep desain terakhir yang
menambah tempat ini begitu indah adalah air mancur yang berada ditengah-tengah
alun-alun dengan konsep tudung saji. Yang memberikan khas bentuk adat asli
daerah ini.
Luar
biasa. Sungguh tempat ini akan menjadi saksi malam ini. Dengan payung langit
yang dihiasi taburan bintang dan rembulan.
Fatih
dan Alex memilih untuk duduk dipinggir jalan. Sebuah perasaan yang gelisah bagai
elang mencari mangsannya. Fatih mulai melirik-lirik dan melihat apakah ada
objek yang bisa ia jadikan kenangan indah. Karena hampir di setiap sudut
pandangan. Tidak lepas dari pasangan muda-mudi yang menjalin asmara. Anak-anak
berlarian, bermain kejar-kejaran dengan ayahnya. Dan di sisi lain ada yang
mengambil foto, berharap tidak menghilangkan momen malam ini.
Posting Komentar