Nafsiyah: Baca dan Amalkanlah Selalu Isi al-Quran Foto Acara Ramah Tamah Tokoh dan Ulama Pasca MK 2013 Babel Foto Bareng Laskar Babel dengan panitia Muktamar Khilafah 2013 GBK Galeri Foto Muktamar Khilafah 2013 Bangka Belitung Biografi Singkat Amir HIZBUT TAHRIR
Home » » Menjemput Bidadari Surga Bab 5#1

Menjemput Bidadari Surga Bab 5#1

Penulis : Unknown on Kamis, 23 Mei 2013 | 00.17


5
Merajut Kasih di Alun-alun


Hamparan gelapnya malam menyinari negri Laskar Pelangi. Kumpulan bintang-bintang turut meramaikan malam ini. Bagai pesona lampu pijar yang didesain oleh yang Maha Indah. Malam itu rembulan telah menyempurnakan bentuknnya. Bagai bintang utama dalam gemerlapnya malam itu. Menjadikan rembulan itu icon tak tertandingi keindahnnya. Gemercik air terdengar di telinganya. Setelah menampung air yang turun dari langit kala mentari  mulai menyembunyikan dirinya sore itu. Hawa dingin menusuk tubuhnya. Angin pun tak ingin ketinggalan kecerian malam itu.
Ia menunggu di depan teras rumah Abi. Ia berharap temannya menjemputnya. Dan membawanya pergi dari rumah untuk menikmati malam minggu ini. Ia membuat janji dengan Alex. Teman satu bangku di sekolah yang baru ia kenal.  Ia terus menunggu Alex yang tak kunjung datang menjemputnya. Ada perasaan berharap akan kedatangan Alex. Ia pun masuk kembali ke rumah, dengan perasaan kecewa.
Setelah beberapa lama Fatih masuk rumah terdengar suara dari balik pintu rumah. 
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam.” Jawab Alex.
Ia pun bergegas menuju sumber suara dan membuka pintu. Terlihat dibalik pintu. Wajah ceria menyambut sapaan tuan rumah yang merupakan tatapan penuh pengharapan agar diterima tuan rumah untuk berkunjung dan itulah Alex, teman yang sudah ia tunggu dari tadi. Ku persilakan dia untuk masuk dulu dan duduk.
Tak lama setelah itu Abi menghampiri dan menyambut Alex. Dengan sapaan yang jika siapa saja melihatnya akan merasa diri mereka sangat nyaman. Ia bergegas untuk siap-siap dan kembali ke kamar. Ku biarkan Alex dan Abi bercengkrama di ruang tamu.
Ia kembali menggunakan bajunya yang sudah ia ganti karena lama menunggu.  Dan bersiap-siap untuk berangkat, ternyata terdengar suara tertawa kecil dari ruang tamu, suara Abi dan Alex. Mereka begitu riang bagai ayah dan anak yang bertemu kangen setelah sekian lama. Begitulah Abi sosok yang supel dan mampu membuat siapa saja nyaman di dekatnya.
Baiklah dengan sangat terpaksa ia menghentikan percakapan mereka dengan memberikan kode, bahwa ia sudah siap.
“Oh ya Paman sangat menyenangkan sekali bisa berbincang-bincang dengan Paman tapi saya dan Al Fatih mohon izin keluar malam ini. dengan tatapan wajah penuh pengharapan agar izin kami diterima.”
“Baiklah hati-hati di jalan.” Jawab Pamanku.
Terima kasih paman kami pamit dulu.” Ia sangat riang sambil seraya mengucapkan salam dan pamit kepada Abi.
Dengan Yamaha Vixion merah punya Alex, kami pun menjadikan diri kami sebagai saksi bagian dari malam yang begitu ramai dikerumuni setiap remaja. Karena hampir di setiap sudut jalan tidak ada yang terlepas dari pandangan setiap muda-mudi yang tidak mau kehilangan momen malam ini. Maklum ini adalah malam minggu. Semua temu kangen, kerinduan, dilimpahkan pada malam ini.
Setelah berjalan hampir 30 menit mengitari kota Pangkalpinang.  Kami memutuskan untuk berhenti disalah satu tempat favorit masyarakat kota ini. Yaitu alun-alun tempat yang merupakan pusat berkumpulnya keluarga, rekan, kerabat dan teman spesial sekalipun. Ternyata ini tempat yang ia lewati siang tadi.
Wajar saja ini menjadi salah satu tempat favorit. Jika dilihat, ini merupakan daerah paling strategis. Semua sudut kota terpusat di tempat ini. Taman-taman yang rindang dibungkus dengan eloknya. Dikonsep dengan begitu indahnya. Membuat mata siapa saja yang memandang merasa nyaman dan tentram. Tempat ini juga dihiasi lampu di setiap sisi-sisi sudutnya menambah gemerlapnya suasana nan rindang, terang dan ditambah di beberapa sudut diletakkan gazebo. Gazebo merupakan tempat favorit keluarga yang bekunjung di alun-alun ini. Konsep desain terakhir yang menambah tempat ini begitu indah adalah air mancur yang berada ditengah-tengah alun-alun dengan konsep tudung saji. Yang memberikan khas bentuk adat asli daerah ini.
Luar biasa. Sungguh tempat ini akan menjadi saksi malam ini. Dengan payung langit yang dihiasi taburan bintang dan rembulan.
Fatih dan Alex memilih untuk duduk dipinggir jalan. Sebuah perasaan yang gelisah bagai elang mencari mangsannya. Fatih mulai melirik-lirik dan melihat apakah ada objek yang bisa ia jadikan kenangan indah. Karena hampir di setiap sudut pandangan. Tidak lepas dari pasangan muda-mudi yang menjalin asmara. Anak-anak berlarian, bermain kejar-kejaran dengan ayahnya. Dan di sisi lain ada yang mengambil foto, berharap tidak menghilangkan momen malam ini.

Share this article :

Posting Komentar

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger