Nafsiyah: Baca dan Amalkanlah Selalu Isi al-Quran Foto Acara Ramah Tamah Tokoh dan Ulama Pasca MK 2013 Babel Foto Bareng Laskar Babel dengan panitia Muktamar Khilafah 2013 GBK Galeri Foto Muktamar Khilafah 2013 Bangka Belitung Biografi Singkat Amir HIZBUT TAHRIR
Home » » Menjemput Bidadari Surga 4#2

Menjemput Bidadari Surga 4#2

Penulis : Unknown on Minggu, 19 Mei 2013 | 19.18


Sampailah Fatih di kelas. Ia melihat suasana ruang belajar yang nyaman. Ia pun masuk. Dan memperkenalkan dirinya kepada teman-teman barunya. Terlihat 22 siswa-siswi berada diruang itu. 10 orang perempuan, 12 orang laki-laki. Ketika itu pelajaran Bahasa Indonesia yang di ajarkan oleh ibu Multidarmelis.
Ia mengenal ibu itu karena telah duluan diperkenalkan ibu Masyanti. Keadaan kembali hening setelah saya memperkenalkan diri. Ibu Masyanti mohon izin dari kelas. Karena ada kerjaan yang harus segera di lakukan.
“Fatih silahkan duduk di sana.” Sapa bu Multidarmelis sambil mengarakan tangganya kearah bangku kosong yang terletak di meja ketiga sebelah kanan.
“Terima kasih bu.”

Fatih mulai duduk. Di sebelahnya duduk seorang pria tinggi. Menggunakan kacamata. Berlesung pipit. Berambut hitam lebat. Dengan belahan rambut kekiri. Menjadikan dirinya pria yang lumayan ganteng dengan kulit putihnya. Pelajaran pun dimulai kembali. Semua siswa-siswi kembali fokus ke pelajaran setelah sebelumnya terfokus kearahnya. Karena ia merasa mereka terpesona dengan pandangan pertama. Apalagi kaum hawa. Ia merupakan sosok yang ganteng juga tinggi. Wajah campuran antara sunda dan korea. Membuat ia memiliki wajah asia yang lebih menitik beratkan ke paras wajah korea. Ibunya berdarah asli korea. Dan ayahnya sunda sama dengan pamannya. Tapi pamannya menikahi gadis bangka.
“Baiklah ibu akan menanyakan sesuatu. Siapa yang menurut kalian orang yang memiliki gagasan-gagasan hingga sosoknya masih dikenal. Walaupun apa yang mereka gagaskan tidak di percayai semua orang?.” Tanya ibu Multi kesemua murid.
Fatih melihat tidak ada respon sedikitpun dari murid-murid yang lain. Ia sedikit heran akan respon yang digambarkan mereka. Ternyata tidak lama setelah itu terdengar suara siswa yang mengiakan untuk menjawab pertanyaan dari ibu guru.
“Saya bu.”
“Silahkan Alex.” Mempersilahkan muridnya menanggapi pertanyaan dari ibu. Ia adalah pria yang duduk disebelahnya.
“Menurut saya Thomas Alfa Edison salah satunya. Thomas adalah orang pertama yang menemukan lampu pijar. Thomas menemukan itu dengan usaha yang sangat luar biasa. Thomas mencoba 9.998 kali percobaan. Dan yang ke 9.999 barulah Thomas itu berhasil. Walaupun sebelumnnya dia mendapat perkataan-perkataan sinis akan penemuannya yang tidak mungkin akan berhasil. Tapi yang dikatakan seorang Thomas. Dengan kegagalan tersebut, saya malah mengetahui ribuan cara yang tidak bisa digunakan untuk membuat lampu.” Terang Alex yang direspon dengan tepuk tangan meriah dari teman-temannya.
“Baik. Luar biasa. Bagaimana ada yang lain? Al Fatih mau menyampaikan sesuatu.”
“Saya bu?”
“Ia. Silahkan Fatih.”
“Ehm baiklah.”
“Tolong semuanya tenang kita dengarkan pendapat Al Fatih.”
“Siapa yang tak kenal pria kaya satu ini. Dia memiliki cita-cita yang sangat besar. Dan saat itu belum ada satupun orang yang bermimpi akan hal itu. Dia adalah Bill Gates. Dia bercita-cita kalau komputer akan ada disetiap rumah. Cita-cita beliau membuat orang tertawa. Kenapa ? karena saat itu komputer besarnya seperti satu kamar besar. Bayangkan bagaimana setiap rumah bisa memiliki komputer. Dan yang bisa memilikinya hanya orang-orang yang punya uang saja. Tapi apa yang kita lihat sekarang. Jangankan satu rumah, tiap kamarpun ada. Sebuah cita-cita yang bisa kita lihat buktinya walaupun orang tersebut hanya tinggal kenangan tapi mimpinya menjadi manfaat untuk semuanya. Dan satu hal menanggapi pernyataan Alex. Ada kata kebijakan yang dikenang dari seorang Thomas Alfa Edison adalah.
“Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras.”
“Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.”
Saya tidak patah semangat, karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju.”
Serentak respon tepuk tangan yang meriah dari semua murid. Ditunjukkan ke Al Fatih.
“Luar biasa ibu sangat senang dengan kalian.” Sembari memberikan senyuman kepada semua murid.
Bel sekolah berbunyi tanda berakhirnya pelajaran ini. Semua murid bergegas keluar dari kelas. Karena waktunya istirahat. Ia menjalani hari-hari pertamanya di sekolah itu tanpa hambatan sedikit pun. Ia pun langsung berbaur dengan murid-murid yang lain. Bahkan Alex menjadi orang yang paling dekat dengannya selama di sekolah.
* * *

Share this article :

Posting Komentar

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger